Unduh Adobe Flash player

Pengaruh Pemimpin Bangsa Untuk Indonesia

Tulisan ini saya buat setelah melihat beberapa fenoma yang terjadi di kehidupan saya sehari-hari, atau mungkin kita juga pernah mengalaminya. Fenomena yang terjadi di negeri kita tercinta, Indonesia.
Ketika itu, saya sempat menghitung-hitung jumlah wisudawan pada satu kali wisuda. Misal saja wisuda tingkat S1 di UGM. Sekali wisuda, jumlah total wisudawan mencapai total 1.200 wisudawan. Dan selama 1 tahun UGM menggelar acara wisuda sebanyak 4 kali (kalo saya tidak salah). Nah, maka dalam satu tahun ada sekitar 4.800 wisudawan yang lulus. Kalo Anda susah membayangkan jumlah orang sebanyak 4.800 orang, ya setara sekitar 3/4nya alun-alun utara keraton Yogyakarta lah. Hehee
Itu baru satu Universitas. Di Jogja ini saja ada sekitar 30-an Universitas. Tinggal dikali aja deh tuh (meskipun jumlah wisudawan masing-masing univeritas berbeda ya). Ternyata banyak sekali tiap tahunnya Indonesia meluluskan sarjana-sarjana baru. And after that.. Cari kerja, nunggu-nunggu, sekolah lagi, buka usaha, ato nganggur? Macem-macemlah pokoknya. Pokoknya yang kira-kira sering kita lihat berseliweran di depan kita bisa jadi itu salah satunya :p
Saat itu, pikiran seorang sarjana yang baru lulus tentunya saja bagaimana cara mendapatkan uang dengan menggunakan ilmu atau keahlian yang dia miliki. Begitu kan? Caranya ya macem-macem itu. Dibandingkan dengan jumlah perusahaan yang membutuhkan pekerja, ternyata sangat jauh sekali perbandingannya. Saya tidak melakukan riset apa-apa, tapi saya tengarai kalo di setiap lowongan pekerjaan (apalagi perusahaan besar), perbandingan antara lowongan dan jumlah pelamarnya cukup jauh. Dan setelah itu, siap-siap menerima hasil dari persaingan yang cukup ketat. Diterima atau tidak.
Lalu saya berfikir, apa ya yang membuat orang itu harus bekerja mencari uang? Apakah itu terjadi pada semua orang di dunia? Ah, atau hanya di Indonesia saja?
Sedikit saya mengingat-ingat lagi ketika masih sekolah di Swedia. Orang-orang di sana saya kira bisa benar-benar menikmati hidup (di luar persepsi kita mengartikan hidup menurut masing-masing orang). Bahkan beberapa bulan lalu, saya baca artikel bahwa Swedia menduduki peringkat ke tiga menjadi negara yang paling bahagia di dunia. Orang-orang di sana tidak perlu “ngoyo” bekerja untuk mendapatkan. Walaupun uang itu penting, tapi kalau kesehatan sudah dijamin negara, pendidikan sudah dijamin negara, kesejahteraan sudah dijamin negara, lalu apa fungsi punya banyak uang? Dan itu benar-benar terjadi di Swedia. Jumlah milyader bisa dihitung jari di negara itu. Tidak banyak. Karena toh negaranya sudah makmur.
Kembali ke Indonesia.
Jadi, ternyata (hasil saya mikir2) jika kita bekerja mati-matian untuk mencari uang, itu hanya terjadi di Indonesia saja ya. Artinya, ada sebagian negara-negara yang masyarakatnya cukup tenang-tenang saja bekerja, santai-santai, menikmati hidup (diluar persepsi mengartikan hidup), tidak terlalu “ngoyo” bekerja untuk mendapatkan uang. Kalo Anda merasa sempit mendapatkan uang, Anda cukup “zoom out” posisi Anda di Indonesia, lalu Anda pandangi Indonesia dari atas langit. Dan coba tengok negara lain. Ternyata ada negara yang lebih makmur kan? Lalu kenapa Anda merasa susah bekerja untuk uang? Sedangkan orang lain di negara maju sana dengan mudah mendapatkan uang!
Ini salah siapa? Hah?? (Kok jadi marah2)
Lalu apa yang membuat Indonesia menjadi seperti sekarang ini?
Siapa yang membuat kakek-kakek tua berjualan gerabah keliling, dari beliau muda sampai tua tetap saja menjajakan gerabahnya? Tanpa ada yang berubah. Tetap miskin!
Kenapa sang kakek tidak bisa menikmati hasil kerjanya??
Ah, lagi-lagi peran pemerintah.
Pemerintah sebagai ujung tombak pembangunan bangsa.
Pemerintah sebagai pemberi perintah, dan masyarakat yang menjalankannya.
Namun, mungkin kita mencoba memaklumi. Umur pemerintahan kita baru seumur jagung, pasca reformasi. Tapi bukankah kemerdekaan kita sudah lama? Tapi mengapa masih banyak warga miskin?
Pertanyaan-pertanyaan itu sering berseliweran di benak kita. Tapi, kita toh tidak bisa berbuat apa-apa. Yang penting sekarang, bagaimana kita memilih pemimpin pemerintahan yang bagus. Karena toh pemerintahan bisa berjalan karena ada yang memimpin. Perlu diingat, jika Anda merasa susah mencari kerja untuk mendapatkan uang, jangan salahkan Anda sendiri. Pemimpin juga ikut andil dalam masalah Anda.
Dulu saya pernah ikut kajian Ust. Abu Bakar Ba’asyir. Beliau mengatakan begini kira-kira. “kalo di negara ini ada seorang mencuri ayam, maka dosanya tidak hanya dipikul oleh pencuri itu sendiri. Tapi juga pemimpin negara. Kenapa tidak bisa memberikan pekerjaan yang bagus untuk dia dengan menganut faham sekuler”. Jadi, tanggung jawab pemimpin sungguh tidak main-main. Kalo tidak di dunia (KPK :p) ya di akhirat akan dimintai pertanggung jawaban.
Semoga kita dikaruniai pemimpin yang bertanggung jawab, berkomitmen, dan bisa membawa Indonesia menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Amin
Disini admin cuma mengshare, karna admin belum pernah ke swedia :p oke terimakasih telah berkunjung ke sharexid. Semoga bermanfaat :) Happy Blogwalking

0 Response to "Pengaruh Pemimpin Bangsa Untuk Indonesia"

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *